Mengenal Karpet Berber, Kerajinan Tangan Warisan Suku Berber di Maroko
Sebuah kios yang menjual karpet Berber di plaza Rahba Kedima, Maroko.
(Foto: Erg Chigaga Desert Camp)
Berbicara tentang Afrika tentu tidak bisa jauh-jauh dari kerajinan tangan dan karya seni tradisional mereka yang kaya akan makna dan dipenuhi dengan warna-warna terang.
Termasuk salah satu diantaranya adalah karpet Berber. Karpet Berber mendapatkan namanya dari suku pengrajin karpet itu sendiri, suku Berber dari Maroko, yang teknik pembuatannya telah diajarkan secara turun temurun sejak abad ke-7 oleh para perempuan dalam suku tersebut.
Karpet Berber pertama kali diciptakan untuk memfasilitasi hidup suku Berber dalam cuaca yang terkadang terbilang cukup ekstrim.
Maka dari itu, pembuatannya pun disesuaikan dengan iklim dari tiap daerah tempat suku Berber itu tinggal. Seperti misalnya, suku Berber yang menetap di Pegunungan Atlas dengan cuaca yang dingin akan membuat karpet mereka dengan tebal sedangkan untuk mereka yang tinggal di bagian selatan yang penuh dengan padang padang pasir akan membuat karpet mereka dengan material ringan yang tipis namun kuat.
Dalam pembuatannya,pembuatan karpet Berber dapat dikatakan serupa dengan teknik pembuatan tapestri. Terdapat dua teknik yang biasa dilakukan oleh para perempuan dari suku Berber, yaitu karpet yang diikat, dan penganyaman kilim.
Secara garis besar, produk yang dihasilkan dari kedua teknik tersebut cukup mirip, perbedaan yang terlihat hanya pada material yang digunakan dan teknik produksinya saja. Dalam kedua teknik tersebut, para pengrajin dari suku Berber akan membuat kerangka tenun karpet terlebih dahulu yang terbuat dari sekumpulan benang tebal yang dipaku ke sebuah bingkai atau spanram kayu yang menjadi alat tenun karpet, layaknya juga pada teknik pembuatan tapestri.
Pada karpet yang menggunakan teknik ikat, pengrajin karpet akan membuat ikatan dalam benang-benang yang terdapat pada alat tenun tersebut. Ikatan ini dilakukan secara horizontal dan, setelah sebaris telah selesai diikatkan, sebuah benang horizontal harus ditempatkan di sepanjang baris tersebut untuk mempertahankan struktur karpet.
Sementara pada karpet kilim yang ditenun, secara sederhana, sama seperti karpet teknik ikat namun tanpa melakukan pengikatan dalam membuat barisan pada karpet.
Jadi, para pengrajin akan memasukkan benang dalam kerangka karpet secara selang-seling, tanpa mengikatnya. Karena itulah karpet Berber yang dianyam biasanya bersifat lebih ringan.
*Jenis
Terdapat beberapa jenis karpet Berber yang biasa digunakan oleh berbagai suku Berber dengan fitur yang berbeda.
1.Azilal
Karpet Azilal berasal dari bagian puncak pegunungan Atlas yang menggunakan wol sebagai bahan dasarnya dan diproduksi dengan teknik ikat.
Wol yang digunakan pada karpet ini biasanya bersifat lebih halus dan pewarnaan yang dilakukan juga berasal dari pewarna alam. Permukaan karpet azilal biasanya dihiasi dengan berbagai simbol geometris dengan warna-warna yang berani.
2.Boujad
Karpet boujad biasanya memiliki warna-warna hangat seperti merah, merah muda, dan oranye dengan motif berbentuk berlian dan persegi. Berasal dari suku yang menetap pada badan pegunungan Atlas, karpet yang satu ini menggunakan wol yang sedikit lebih kasar dibanding yang lainnya. Teknik ikat yang digunakan biasanya lebih kuat dan memiliki jarak yang sempit sehingga menggunakan wol yang lebih sedikit.
3.Beni Ourain
Meski berasal dari tempat yang sama, karpet beni ourain memiliki warna yang lebih netral dibandingkan jenis boujad. Biasanya, para pengrajin memilih untuk mengikat wol berwarna hitam atau coklat diantara warna-warna yang lebih terang seperti krem dan putih sehingga menciptakan motif garis maupun berlian yang sering kali dibuat asimetris dan mismatch.
4.Beni Mguild
Karpet Berber satu ini memiliki permukaan yang sangat tebal untuk menghangatkan diri dari suhu setempat yang dingin. Memiliki hasil akhir jahitan yang terkesan kasar, karpet Beni Mguild dianyam ke dalam benang-benang vertikal berwarna gelap seperti biru, ungu, coklat, dan merah.
Untuk menyesuaikan terhadap pergantian musim, saat musim panas karpet ini dapat dipakai terbalik sehingga menunjukkan sisi alasnya yang rata sebagai permukaan karpet.
6.Boucherouite
Karpet Boucherouite bisa terbilang sebagai karpet Berber yang paling menarik untuk dibahas.
Tidak hanya menggunakan pewarna alam untuk menghasil warna-warna yang terang, tetapi karpet ini juga dibuat dengan memanfaatkan kain daur ulang dan pakaian lama yang sudah tidak terpakai.
Biasanya, suku Berber yang memproduksi karpet ini memang tinggal di daerah yang tidak memiliki hewan ternak untuk diambil rambutnya.
7.Kilim
Karpet Kilim memiliki permukaan yang paling berbeda dengan yang lain. Jika sebelumnya karpet Berber dikatakan menggunakan kain wol yang tebal,
Kilim menggunakan kain wol tipis yang dianyam dengan teknik flatweave. Biasnya, karpet Berber jenis ini dibuat oleh suku Berber yang berada di padang pasir untuk menutupi seluruh permukaan lantai rumah mereka.
*Simbol-simbol dalam Motif Karpet Berber
Karpet Berber dikenal memiliki motif tribal geometris yang terlihat abstrak. Tetapi sebenarnya, motif yang terlihat abstrak itu mengandung makna tersendiri di dalamnya.
Motif yang dibuat beserta arti dibaliknya merupakan bagian dari tradisi suku Berber yang dikategorikan sebagai salah satu suku semi-nomaden yang independen dan menutup diri dari dunia luar.
Simbol ini merupakan sarana komunikasi masyarakat suku Berber terhadap satu sama lain. Simbol-simbol tersebut antara lain:
Kiri-kanan, atas-bawah: Ragam hias Barley, Laba-laba, Paruh Burung Gagak, Katak, Papan Catur, Mata, Tulang Ikan dan Ular. (Gambar: Early People Symbols)
Kiri-kanan, atas-bawah: Ragam hias Telapak Tangan Singa, Burung, Bunga Ouarida, Jimat, Mata, Gunting, Gergaji, Sabit, Benih, Jari.
(Gambar: Early People Symbols)
Barley: Memiliki motif kotak-kotak dengan warna gelap dan terang yang bergantian layaknya papan catur. Motif ini melambangkan kesuburan.
Laba-laba:
Menyerupai bentuk belah ketupat dengan lekukan seperti capit di setiap sudutnya. Motif ini melambangkan kesuburan dan ritual sihir.
Paruh Burung Gagak: Terbuat dari dua bentuk segitiga yang sudutnya saling bersinggungan seperti dua paruh burung yang bersentuhan. Motif ini melambangkan perlindungan.
Katak: Terbentuk dari gabungan dua bentuk wajik kecil yang diletakkan di atas sebagai kepala, dan di bawah sebagai badan, dengan dua kaki yang berada di samping.
Motif ini melambangkan kesuburan dan ritual sihir.
Papan Catur: Membentuk segitiga yang di dalamnya terdiri dari kotak-kotak hitam dan putih seperti papan catur. Motif ini melambangkan mantra sihir, dan pengalaman rohaniah atau spiritual.
Mata Burung: Menyerupai bentuk persegi yang terdiri dari 9 persegi kecil dengan dua warna kontras yang berselang-seling.
Simbol mata burung disebut sebagai lambang dari keindahan atau kecantikan perempuan.
Tulang Ikan dan Ular: Terdapat beberapa variasi dari motif yang satu ini tetapi, secara garis besar, biasanya menggunakan sebuah garis vertikal yang bersinggungan atau serangkaian segitiga dan jajar genjang yang disusun secara vertikal.
Motif ini melambangkan kesucian dan keahlian seseorang dalam menyembuhkan orang sakit menggunakan kekuatan magis.
Telapak Kaki Singa: Membentuk wajik berposisi horizontal yang terdiri dari enam garis yang saling-silang, dan dikelilingi oleh garis luaran. Melambangkan kekuatan dan perlindungan.
Burung: Menyerupai bentuk salib yang dibuat dari persilangan persegi. Motif ini dipercaya dapat memberi kekuatan untuk menghilangkan kesialan, menyembuhkan penyakit, dan membawa keberuntungan.
Bunga Ouarida: Bentuk wajik dengan dua garis yang tersilang di dalamnya. Melambangkan perlindungan terhadap kekuatan jahat.
Jimat: Dibentuk oleh tiga persegi yang dibuat bertangga-tangga membentuk garis diagonal. Makna dari simbol ini belum ditemukan, namun dengan jimat sebagai nama ragam hias ini memberi kemungkinan bahwa simbol ini memiliki makna perlindungan.
Mata: Sebuah bentuk wajik yang dibuat berlapis-lapis dengan tanda palang di bagian tengah sebagai simbol perlindungan dari kekuatan jahat.
Gunting, Gergaji, dan Sabit: Simbol-simbol ini menjadi bentuk penghargaan dan rasa hormat yang mendalam untuk para pekerja logam setempat.
Benih: Bentuk menyerupai dua segitiga yang dileburkan menjadi satu secara tolak belakang seperti jam pasir. Melambangkan kesuburan.
Jari: Simbol jari memiliki bentuk yang menyerupai tanda pagar dan memiliki arti sebagai sebuah bentuk keamanan.
Walaupun motif kerajinan ini diturunkan antar generasi, tetapi beberapa pengrajin mengakui bahwa mereka hanya menganyam motif yang diajarkan saja tanpa mengetahui cerita dibaliknya, ataupun sekedar mengikuti imajinasi mereka sendiri yang terinspirasi dari lingkungan sekitar.
Desain karpet Berber yang menggambarkan tradisi dan kepercayaan seseorang merupakan sesuatu yang sangat personal. Maka dari itu, diperlukan sebuah upaya atau kepedulian lebih untuk dapat melestarikan makna dari simbol-simbol tersebut.
Penggunaan karpet Berber pada interior rumah kontemporer. (Foto: Rugs and More)
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas karpet Berber meningkat dalam dunia desain interior. Pasalnya, banyak orang yang tertarik dengan motifnya yang unik dan warna terangnya yang dapat menghidupkan seisi ruangan.
Dengan mengetahui tentang sejarah, teknik, serta makna dari simbol-simbol yang terdapat dalam setiap karpet Berber, alangkah baiknya apabila kita dapat turut berpartisipasi dalam pelestarian karpet Berber tidak hanya dengan membelinya, namun juga dengan menghormatinya dengan cara menggunakannya dengan bijaksana dan memberikan perawatan yang baik agar karpet Berber dapat lebih tahan lama.
____
Cat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar