Jumat, 25 Agustus 2023

Lebih mengenal Tenun Ainu dari Suku Ainu Japan

 Lebih mengenal Tenun Ainu dari Suku Ainu  Japan



Suku Ainu (アイヌ) IPA: [ʔáinu] аину (juga disebut Ezo dalam teks-teks sejarah) adalah sebuah kelompok etnis pribumi di Hokkaidō, Kepulauan Kuril, dan sebagian besar Sakhalin. 


Diduga ada lebih dari 150.000 orang Ainu saat ini; namun jumlahnya yang pasti tidak diketahui karena banyak orang Ainu yang menyembunyikan asal usul mereka karena masalah etnis di Jepang. 



Seringkali orang Ainu yang masih hidup pun tidak menyadari garis keturunan mereka, karena orang tua dan kakek-nenek mereka merahasiakannya untuk melindungi anak-anak mereka dari masalah sosial.


Etnonim mereka yang paling terkenal berasal dari kata aynu, yang berarti "manusia" (dibedakan dengan kamuy, makhluk ilahi) dalam dialek Hokkaidō dari bahasa Ainu; Emishi, Ezo atau Yezo (蝦夷) adalah istilah-istilah bahasa Jepang, yang diyakini berasal dari bentuk leluhur kata Ainu Sakhalin modern enciw atau enju, yang juga berarti "manusia". Istilah Utari (ウタリ) (artinya "kamerad" dalam bahasa Ainu) kini lebih disukai oleh sejumlah anggota kelompok minoritas ini.



*Asal usul


Asal usul suku Ainu belum sepenuhnya diketahui. Mereka sering kali dianggap Jōmon-jin, penduduk asli Jepang dari periode Jōmon. Penelitian DNA mutakhir mengatakan bahwa mereka adalah keturunan dari suku Jomon kuno di Jepang.


 "Suku Ainu telah tinggal di tempat ini sejak 100.000 tahun sebelum Anak-anak Matahari datang" dikisahkan dalam salah satu dari Yukar Upopo (legenda Ainu) mereka.



Budaya Ainu berasal dari sekitar 1200 M dan penelitian mutakhir berpendapat bahwa hal ini berasal dalam penggabungan budaya Okhotsk dan Satsumon.Ekonomi mereka didasarkan pada pertanian maupun berburu, menangkap ikan dan mengumpul.


Laki-laki Ainu umumnya memiliki rambut yang lebat. Banyak peneliti awal menduga bahwa mereka keturunan Kaukasus, meskipun uji DNA mutakhir tidak menemukan garis keturunan Kaukasus. Uji genetik suku Ainu membuktikan bahwa mereka tergolong terutama kepada grup haplo-Y D.



Satu-satunya tempat di luar Jepang di mana grup haplo-Y D lazim ditemukan adalah Tibet dan Kepulauan Andaman di Samudra Hindia


Dalam sebuah studi oleh Tajima et al. (2004), dua dari 16 sampel (atau 12,5%) laki-laki Ainu ditemukan tergolong dalam grup haplo C3, yaitu grup haplo dengan kromosom Y yang paling umum di antara penduduk-penduduk pribumi di Rusia Timur Jauh dan Mongolia;Hammer et al. (2006) menguji empat sampel lagi dari laki-laki Ainu dan menemukan bahwa salah satunya tergolong ke dalam grup haplo C3.


Beberapa penelitia berspekulasi bahwa pembawa grup haplo C3 yang minoritas di antara suku Ainu ini mungkin mencerminkan suatu tingka tertentu dari pengaruh genetik satu arah dari suku Nivkh, yang dengannya suku Ainu telah lama memiliki interaksi budaya.[11] Menurut Tanaka et al. (2004), garis mtDNA mereka umumnya terdiri dari grup haplo Y (21,6%) dan grup haplo M7a (15,7%).


Evaluasi kembali belakangan ini tentang ciri-ciri tulang tengkorak mereka menunjukkan bahwa suku Ainu lebih mirip dengan suku Okhotsk daripada dengan suku Jōmon. Hal ini sesuai dengan rujukan kepada budaya Ainu sebagai gabungan dari budaya Okhotsk dan Satsumon yang dirujuk di atas.



*Tenun atau Textile Ainu Japan


Kerajinan tekstil meliputi tenunan sutra , rami , linen , dan katun , diwarnai dan disulam dalam berbagai bentuk—mulai dari kerajinan yang berasal dari desain rakyat hingga tenunan sutra rumit yang ditujukan untuk kelas atas.


Kerajinan desa yang berevolusi dari tradisi rakyat kuno juga berlanjut dalam bentuk tenun dan pewarnaan nila —oleh suku Ainu di Hokkaidō (yang desain khasnya memiliki prototipe prasejarah) dan oleh keluarga petani terpencil lainnya di Jepang utara.



Tekstil kerajinan tradisional biasanya digunakan terutama untuk pakaian Jepang , seperti kain panjang dan tipis ( tanmono ) yang digunakan untuk menjahit kimono , yukata dan furisode , serta jenis kimono lainnya . Secara historis, tekstil ini digunakan untuk menjahit kosode (pendahulu kimono dalam sejarah). Mereka juga digunakan untuk menjahit obi , selempang yang dikenakan dengan kimono. Aksesori seperti kanzashi juga biasanya dibuat dari tekstil seperti kinsha dan chirimen (masing-masing krep halus dan krep bertekstur). Alas kaki tradisional, seperti geta, zōri dan okobo , juga menggunakan tekstil berupa hanao , yaitu kain thong yang digunakan untuk menahan sepatu di kaki; beberapa okobo juga menampilkan kain brokat di sekeliling badan sepatu.


___

Cat :

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork PopCash.net PopCash.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar